Wednesday 9 March 2016

RUMUS UBINAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH


RUMUS UBINAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH


(Ir. Pangerang, MP)
Keuntungan dan kelebihan dari penerapan sistem tanam jajar legowo bila dibanding dengan sistem tanam konvensional (tegel) diantaranya yaitu :
1.     Adanya efek tanaman pinggir yang diharapkan memberikan produksi tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik;
2.     Meningkatkan  jumlah populasi /rumpun tanaman per hektar;
3.     Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong atau mina padi
4.     Meningkatkan tanamanmenerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.;
5.     Pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi lebih mudah;
6.     Dengan areal pertanaman yang lebih terbuka dapat menekan hama dan penyakit;
7.     Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

            Sistem tanam legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua, tigaatau lebih) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Baris tanaman (dua, tiga atau  lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, jika tiga baris tanam per unit legowo disebut legowo 3:1, dan  jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.
Legowo 2:1
            Dalam penerapan sistem jarak tanam legowo dikenal Sistem Legowo 2 : 1 , yaitu jarak  tanam  (20 cm x 10 cm) x 40 cm atau  (25 cm x 12,5 cm) x 50 cm  atau sekarang tahun 2015 jarak tanam (30 cm x 15 cm) x 60 cm.   Penerapan Sistem jarak tanam legowo 2:1 dengan menggunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan menghasilkan jumlah  populasi tanaman kurang lebih 333.300 rumpun per hektar,  sedangkan dengan menggunakan jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha kurang lebih 213.300 rumpun per hektar , serta akan meningkatkan populasi tanaman 33,31% dibanding pola tanam tegel (25x25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan (lihat  gambar dibawah ini )
Legowo 3:1
            Legowo 3 : 1 adalah setiap satu unit legowo terdapat tiga baris tanaman jika menggunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan meningkatkan populasi tanaman menjadi  ± 360.000 rumpun per hekatar, sedangkan dengan menggunakan jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm akan meningkatkan populasi tanaman sebanyak ± 230.400  rumpun per hektar
Legowo 4:1 Tipe 1
            Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Bila digunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan diperoleh populasi tanaman ± 400.000 rumpun/ha, sedangkan dengan jarak tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm populasi tanaman mencapai ± 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) cm. 
Legowo 4 : 1 Tipe 2
            Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Bila menggunakan  jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan diperoleh populasi tanaman ± 300.000 rumpun/hektar, sedangkan dengan jarak tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm   akan diperoleh populasi tanaman ±192.000 rumpun/hektardengan persentase peningkatan hanya sebesar ±20 % dibanding pola tegel (25x25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.
Legowo 6 : 1
            Sistem tanam legowo 6:1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan, pada satu set legowo terdapat 6 baris penuh. . Bila digunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan diperoleh populasi tanaman ± 428.000 rumpun/ha, sedangkan dengan jarak tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm   populasi tanaman mencapai ± 274.000 rumpun/ha.

PENENTUAN  RUMUS UBINAN

            Metode pengambilan ubinan adalah cara memperkirakan hasil panen per satuan luas yang disebut dengan produktivitas. Satuan produktivitas biasanya dinyatakan dengan ton/ha atau kw/ha atau kg/ha. Salah satu caran untuk mengetahui tingkat produktivitas tanaman antara lain dapat dilakukan dengan panen ubinan. Ubinan dibuat agar dapat mewakili hasil hamparan.

            Fenomena di lapangan bahwa jarak tanam sistem jajar legowo yang diterapkan oleh petani tidak selamanya  tepat sesuai anjuran misalnya dianjurkan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm. terjadi dilapangan misalnya jarak antar baris dianjurkan 20 cm tetapi yang terjadi kadang lebih atau kurang dari 20 cm, dan jarak dalam barisan dianjurkan 10 cm yang terjadi dilapangan kebanyak lebih dari 10 cm, begitu pula jarak satu set legowo dengan set legowo lain (ruang kosong) yang dianjurkan 40 cm tetapi dilapangan kebanyakan ruang kosong kurang atau lebih dari yang dianjurkan. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah rumpun dalan menentukan satu hektar. Untuk mengatasi ini hal ini maka perlu ditetapkan Rumus Ubinan yang sifatnya fleksibel mengikuti keadaan yang terjadi di lapangan.

            Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Pilih pertanaman yang seragam dan dapat mewakili penampilan hamparan, baik dalam segi pertumbuhan, kepadatan tanaman, maupun kondisi pertanaman;
2.    Luas ubinan perlu ditetapkan dan disesuaikan dengan jarak tanan yang digunakan;


3.    Gunakan minimal dua Set Jajar Legowo (bisa 3 set atau 4 set, dst ) yang berdekatan dan dinyatakan sebagai Lebar Ubinan (l); dan Batas Lebar Ubinan harus ditetapkan berada pada jarak antar tanaman (ruang kosong)dan kemudian ukur lebar ubinan (l) dengan satuan meter.  
4.    Gunakan panjang baris tanaman legowo atau dinyatakan sebagai  panjang ubinan (p); Panjang ubinan tergantung
5.    Luas Ubinan = Panjang Ubinan (p) x Lebar Ubinan (l) dan dengan ketentuan bahwa Luas ubinan  > 6 m² (paling baik) dan tandai luasan yang akan diubin dengan menggunakan patok dan tali rapia sebagai pembatas ubinan.


6.    Laksanakan panen pada luasan ubinan tersebut, rontokkan dan bersihkan gabah dari kotoran dan timbang (Gabah Kering Panen = GKP);
7.    Untuk mendapatkan data yang akurat lakukan pengambilan ubinan  minimal 3 kali sebagi ulangan kemudian rata-ratakan
8.    Hitung Produktivitas atau Jumlah Rumpun per Hektar berdasarkan Rumus Ubinan.

9.    Secara Matematika Produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
P      = Produktivitas yang dinyatakan dalam satuan (kg/ha atau kw/ha atau ton/ha)
Lu    = Luas Ubinan dalam satuan m²
Bhu  = Berat hasil ubinan dari Luas Ubinan (Lu) dalam satuan kg

10. Secara Matematika Jumlah Rumpun per hektar  dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
JR(hektar)  = Jumlah Rumpun per KHektar
Lu              = Luas Ubinan dalam satuan m²
JRU          = Jumlah Rumpun per ubinan

Ditulis Oleh : Ir. Pangerang,MP
Penyuluh Pertanian Madya  Kabupaten Maros


No comments :